Friday 30 October 2015

Nasi Serpang, Nasi Punel yang Colorfull dari Bangkalan


Siapapun yang hobi berburu wisata kuliner, terutama jenis kuliner on the street, nasi serpang Bangkalan, wajib untuk dicoba. Menunya yang colorfull, dan nasi punelnya yang khas, dijamin, akan membuat lidah Anda bergoyang. 


Seperti kebanyakan makanan lokal, nasi serpang pun masih dijajakan dengan cara yang sederhana, yaitu di atas meja beralas tikar di pinggir jalan. Seperti dilansir Puspa, Edisi 37, Di emperan toko-toko daerah Pecinan kota Bangkalan, para pedagang akan menggelar lapaknya mulai selepas shalat subuh atau sekitar pukul 05.00 Wib hingga sekitar pukul 08.00 Wib.

Meskipun hanya berlangsung sekitar 3 jam, namun jumlah porsi yang terjual bisa mencapai 300 bungkus per hari. Ini artinya, bahwa produk makanan yang laku ratusan bungkus dalam jangka waktu tiga jam, berarti memiliki cita rasa yang tinggi. 


Apa itu nasi serpang ?

Nasi serpang adalah adalah nasi yang mayoritas disajikan dalam keadaan dingin. Teknik pendinginan inilah yang sangat khas, hingga tak hanya berdampak pada suhu nasi yang menjadi dingin, namun juga mengakibatkan rasa punel mendekati tingkat liatnya ketan.

Kekhasan nasi serpang juga terletak pada perpaduan lauk yang bervariasi. Diantaranya nasi, pepes ikan tongkol, kerang dimasak sambal goreng, sayur krecek dan tahu, mie shoun bumbu kecap, telur asin masir, krupuk rambak bumbu rujak, dendeng daging sapi Madura, kripik paru, rempeyek ikan teri dan kacang (atau udang), dilengkapi sambal terasi. Lebih 'maknyus' lagi, penyajian nasi serpang menggunakan daun pisang yang dibungkus lagi dengan kertas koran.

Nasi serpang ini rasanya punel. Cita rasa tersebut diperoleh bukan hanya dari bahan dasar beras yang berkualitas (umumnya menggunakan beras dari petani padi Sabiyan, Bangkalan), namun juga dari tata cara pendinginan nasi. Adapun cirikhas yang menonjol pada nasi serpang adalah:

  • Nasinya yang punel
  • Menu lauk pauknya yang colorfull
  • Sambalnya berbeda dengan sambal terasi ala Jawa, yaitu teksturnya kasar dan liat menyerupai petis
  • Nyaris tidak ada sayur pada menu nasi serpang

Sejarah nasi serpang

Soal nama 'nasi serpang', konon kabarnya, orang yang pertama kali menjual nasi serpang adalah Hj. Turah, dari desa Sabiyan, kabupaten Bangkalan. Usahanya itu berlangsung turun-temurun. Resepnya juga diracik secara turun-temurun. Versi lain menyebutkan, nasi serpang ini pertama kali ada di desa Serpang, kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Itulah sebabnya dinamai nasi serpang.





















No comments:

Post a Comment