Sunday 4 October 2015

Menjadi Orang tuanya Manusia




Artikel saya kali ini adalah resensi buku "Orangtuanya manusia" karangan Munif Chatib,Penerbit: Kaifa Learning, Cetakan: Mei 2015. Dalam pandangan Munif, yang seorang praktisi dan konsultan pendidikan tersebut, kemampuan anak kita bagaika seluas samudera. Dengan paradigma tersebut, berarti bahwa banyak aspek kecerdasan anak yang sejatinya telah tumbuh secara alami dalam diri anak itu sendiri.

Maka selanjutnya menjadi tugas orang tua untuk memupuk dan mengembangkan potensi anak agar dapat berkembang secara optimal. Paradigma ini menemukan relevansinya terhadap ungkapan yang sangat populer bahwa keluarga adalah "sekolah" pertama bagi tumbuh kembang anak. Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental akan ditentukan sejak awal dari pedidikan keluarganya. Karena itu sangatlah mutlak adanya model pendidikan yang baik dari lingkungan keluarga untuk membentuk generasi yang baik.

Dalam sebuah study dan penelitian yang dilakukan oleh R. Stury (1983) dan K. Goit Scald, disimpulkan bahwa anak-anak dalam suatu lembaga pendidikan yang sering melakukan penyelewengan (delinkwen) adalah berasal dari broken home. Disamping itu, didapatkan data bahwa sebesar 70,8 % anak yang sulit didik juga berasal dari keluarga yang tidak utuh dan mengalami tekanan idup yang berat. Ini berati bahwa pembentukan sifat dan karakter anak sangat dipengaruhi oleh "pendidikan" yang diperolehnya dari lingkungan keluarga.


Secara umum, Munif mengulas secara detail proses pembelajaran yang baik, yang harus dilakukan orang tua dalam lingkungan keluarga. Sehingga diharapkan proses pembelajaran tersebut dapat membentuk kepribadian anak yang baik dan genius. Dalam bukunya, Munif juga memaparkan bahwa potret masa depan seorang anak sudah dapat dibaca sejak dini melalui didikan orang tuanya di lingkungan keluarganya masing-masing.

Menurut Munif, apa yang diajarkan dan disampaikan orang tua kepada sang anak sejak menginjak usia 0 hingga 7 tahun, maka itulah yang akan menjadi dasar pergerakan tumbuh kembang anak di usia berikutnya. Dengan demikian, setiap orang tua wajib mengetahui karakter sang anak. Adapun kondisi ketenangan pada masa pra remaja, menjadi remaja hingga dewasa, berasal dari kebebasan dan pengalaman yang diperoleh selama 7 tahun pertamanya di lingkungan keluarga.

Pada hakekatnya, ketenangan dan kesabaran pada masa remaja seorang anak sangat berhubungan dengan aktivitas dan kenakalannya pada masa kecil. Oleh karena itu sangat tepat apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW. yaitu: "Betapa baiknya masa kecil seorang anak yang dilalui dengan penuh aktivitas dan penuh kenakalan, sehingga masa dewasanya akan menjadi orang yang tenag dan penyabar" (Munif Chatib, hal. 48-49).

Buku setebal 212 halaman ini, menjadi media efektif bagi Munif untuk menguraikan seputar strategi mengoptimalkan pendidikan anak, membangkitkan rasa percaya diri anak, membantu memilih sekolah yang tepat dan membantu sang anak pada saat belajar di rumah. Maka bagi Anda para orang tua, buku ini sangat pantas untuk menjadi pilihan bacaan Anda.


















No comments:

Post a Comment