Thursday 14 April 2016

Apa Yang Diinginkan Pria?






Kebetulan saya lahir sebagai seorang pria. Jadi, anggap saja tulisan ini perspektif pribadi sebagai seorang pria.

1. Pria ingin selalu menjadi yang nomor satu

Ketika seorang pria dewasa dan telah memiliki banyak tanggung jawab, maka ia akan melaksanakan tanggungjawab tersebut dengan segenap kemampuannya. Bagi seorang pria, tak ada yang lebih berharga dari sebuah kebanggaan, ketika ia mampu menjadi pribadi yang sukses.

Pada saat ia berada pada urutan nomor dua, maka itulah fase yang membanggakan sekaligus mendebarkan. Karena pada saat itulah seorang pria akan sangat menginginkan untuk naik peringkat menjadi yang nomor satu. Hal ini berlaku untuk semua bidang kehidupan. Baik itu pada bidang karir, finansial, maupun rumah tangga.


2. Pria ingin mendapatkan dukungan dan kehangatan keluarga

Ibarat batterai yang perlu di-charge, maka begitu juga seorang pria. Ketika pulang kerja dalam keadaan lelah dan penuh dengan tekanan pekerjaan, maka satu hal yang paling ia butuhkan: dukungan dan kehangatan keluarga di rumah.

Sangat simpel sebetulnya. Jika Anda seorang istri, maka berikanlah suami Anda kasih sayang dan jangan terlalu sering mengomel tentang apapun di hadapannya. Anda dapat berkeluh kesah tentang banyak hal, ketika suami Anda sedang baik mood-nya.


3. Pria ingin merasa dibutuhkan keluarga

Pria ingin selalu terlibat, bahkan ingin memutuskan segala permasalahan di dalam keluarganya. Maka jika Anda seorang istri atau seorang anggota keluarga lainnya, libatkanlah dia dalam segala hal yang penting.

Cobalah untuk mendengar pendapat dan masukan yang dia berikan. Berikanlah alasan yang logis jika Anda tak dapat melaksanakan pendapatnya. Tapi, di atas semua itu, persoalan saling memahami antar seluruh anggota keluarga harus terus dijaga dan dikuatkan. Begitu.












Sunday 3 April 2016

Membangun Taman Bunga






Ada ungkapan yang mengatakan bahwa segala hal yang menyebalkan dan membuatmu putus asa akan selalu datang menghampiri hidupmu. Maka menjadi tugasmu-lah untuk membuat hidupmu bahagia dengan caramu sendiri.

Konon, dengan melakukan meditasi dan menenangkan pikiran, kita dapat membangun taman bunga di alam pikiran kita sendiri. Dengan demikian, kita dapat sejenak meninggalkan hiruk-pikuk persoalan hidup dan untuk sementara waktu meninggalkan 'orang-orang menyebalkan' di sekitar kita.

Saya sangat menganjurkan Anda untuk sering-sering melakukannya. Para politikus yang pintar bersilat lidah, pejabat yang hanya peduli seremoni, dan para kriminal yang selalu membuat sesak pikiran di kepala, akan lebih bagus dapat Anda lupakan sejenak. Lakukanlah perenungan. Ambil sikap meditasi dan buatlah taman bunga di dalam pikiran Anda sendiri.

Kemudian jika taman bunga Anda hancur ketika Anda telah membuka mata, Anda tak perlu khawatir. Buatlah taman bunga yang baru nanti. Bahkan jika taman bunga Anda akan selalu hancur saat kembali pada kenyataan hidup, jangan pernah jera untuk terus membuat taman bunga.

Begitu.

Sunday 20 March 2016

Meributkan Bebek







Untuk sejenak para netizen dan beberapa politikus kompak meluapkan amarahnya terhadap seorang artis yang dinilai menghina lambang negara. Jawaban sang artis dalam sebuah games acara TV yang dengan enteng menyebut "bebek nungging" untuk pertanyaan apa lambang sila kelima Pancasila, menjadi pemicu keributan dalam hari-hari belakangan ini.

Sebagian dari mereka melontarkan cemoohan dan kritikan pedas. Sebagian yang lain bahkan telah melaporkan permasalahan ini ke pihak yang berwajib. Benar, bahwa candaan tentang "bebek nungging" tersebut tidak bisa diterima dalam konteks lambang negara. Betul bahwa dalam kode etik penyiaran, perbuatan sang artis tersebut tak pantas untuk dilakukan. Tidak salah, jika pernyataan seperti itu tidaklah mendidik dan bahkan bisa menjadi preseden buruk di kemudian hari, jika tidak ada sanksi buat pelakunya. Kita semua pasti setuju, bahwa sang artis patut meminta maaf atas perbuatannya.


Jangan hanya meributkan bebek

Ketika seluruh kemarahan tertuju pada diri sang artis, ketika seluruh hujatan, kritikan dan cemoohan mengiringi "candaan yang kelewatan" dari sang artis, beberapa dari kita telah lupa, bahwa Sesungguhnya para pejabat korup dan para politikus jahat telah melecehkan sila kelima Pancasila, dengan menghancurkan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Mereka para public enemy adalah pelaku sesungguhnya pelecehan terhadap sila kelima Pancasila. Perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) adalah racun yang mematikan bagi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semoga tak ada lagi candaan "bebek nungging" dan tak ada lagi perilaku jahat dari oknum-oknum politikus dan pejabat yang melecehkan nilai-nilai Pancasila. Perlu komitmen yang kuat dan partisipasi seluruh elemen bangsa ini untuk memastikan hal tersebut.

Semoga.

Thursday 17 March 2016

Hidup Itu Persepsi





Apa yang dirasakan dalam kehidupan seseorang, sejatinya buah dari persepsinya sendiri. Jika ia berpandangan positif terhadap apa yang telah dimiliki dan mensyukuri apapun pemberian yang akan diberikan Tuhan, niscaya ia merasa bahagia. Sebaliknya, jika mempersepsikan kehidupannya secara negatif dan selalu mengeluhkan pemberian Tuhan, maka ia akan hidup dalam kesusahan.


Rumput tetangga selalu hijau

Ungkapan tersebut di atas, menggambarkan persepsi secara umum bagi kebanyakan orang. Seringkali kita berpandangan bahwa kehidupan orang lain serba enak, lebih bahagia dan tanpa kekurangan. Padahal itu adalah masalah persepsi kita belaka.

Seorang tukang becak yang telah lama menunggu penumpang di pangkalan, akhirnya pulas tertidur dalam keadaan tanpa sesuap nasipun yang mengganjal perutnya. Dalam mimpinya, ia telah menjadi orang kaya. Ia duduk manis di jok belakang mobil sedan mewah, mengenakan stelan jas yang rapi dan wangi. Sang sopir di depannya tengah mengemudikan mobil menuju kantornya yang bertingkat dan megah.

Sementara itu, melintaslah sebuah sedan bermerek terkenal, keluaran terbaru, di pangkalan becak tempat abang becak tersebut sedang tidur pulas. Darai balik jendela mobil, seorang kontraktor sukses dengan pakaian perlente yang duduk di belakang sopir pribadinya tampak sedang bersusah hati. Raut mukanya kusam. pandangan matanya sayu sambil menatap abang becak yang tertidur pulas di atas becaknya di seberang jalan.

"Alangkah damainya tukang becak itu. Ia dapat tertidur pulas sambil meringkuk di atas jok becaknya, tanpa memikirkan beban hidup apapun," gumam sang kontraktor. "Akan tetapi coba lihat diriku, walaupun harta melimpah, tapi keluargaku hancur. Dan saat ini aku menjadi tersangka kasus suap proyek pemerintah." sang kontraktor berbicara di dalam hatinya. "Dan saat nanti vonis telah dibacakan, maka aku tinggal menghitung hari menuju bui." lanjutnya dalam hati.


Hidup adalah persepsi

Demikianlah, bahwa hidup seseungguhnya adalah masalah persepsi. Tukang becak mempersepsikan orang kaya yang naik sedan mewah adalah puncak kebahagiaan kehidupan. Sedangkan orang kaya yang naik sedan mewah justru melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah tukang becak yang tertidur pulas di atas jok becaknya.

Bagaimana pendapat Anda?

Tuesday 15 March 2016

Tuhan Sudah, Manusia Belum








Kebahagiaan tidak akan pernah dirasakan seseorang, jika ia keliru memahami relasinya dengan Tuhan. Pada umumnya manusia akan merasa serba "sudah" dan Tuhan-lah yang "belum". Sebagai contoh:

  • Aku sudah beribadah dengan tekun, kenapa Tuhan belum memberiku kehidupan bahagia ?
  • Aku sudah bekerja keras, kenapa Tuhan belum memberiku kekayaan yang kuimpikan ?
  • Aku sudah ini-itu, ini-itu ............kenapa Tuhan belum memberiku .........
Jika seperti itu pemahaman kita terhadap Tuhan, maka jangankan kita merasakan bahagia, yang terjadi adalah kita akan selalu merasa tak pernah puas dan tak mampu mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita.


Dinikmati dan disyukuri

Kebahagiaan hanya akan datang ketika seseorang mampu menikmati dan mensyukuri karunia Tuhan yang telah dilimpahkan kepada seluruh hamba-Nya. Sudah pada tempatnya, jika kita harus yakin dan beriman terhadap kasih sayang Tuhan. Dengan kata lain, sesungguhnya Tuhan-lah yang "sudah", sedangkan manusia yang "belum".
  • Tuhan sudah memberikan nikmat yang banyak, tapi aku belum pandai bersyukur
  • Tuhan sudah menyediakan rejeki yang melimpah, tapi aku masih belum gigih mencarinya
  • Tuhan sudah memberikan apapun kebutuhan manusia, tapi aku selalu mendustakannya
Lalu bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan?
Ada seribu pertanyaan dan seribu jawaban terhadap pertanyaan seperti di atas. Akan tetapi jika Anda dapat menikmati apa yang Anda miliki dan mensyukuri hal-hal baik yang terus menghampiri Anda, maka disitulah kebahagiaan akan muncul didalam hati.


Bahagia itu hak setiap orang

Alangkah tidak adilnya Tuhan, jika kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh orang kaya. Akan tetapi faktanya, kebahagiaan bisa menjadi milik setiap orang. Kebahagiaan bisa tumbuh dari dalam rumah mewah bertingkat dengan koleksi mobil pribadi yang penuh sesak di garasi. Pun, kebahagiaan dapat tumbuh dari dalam sebuah gubug reyot di pinggir kali.

Jika kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh orang yang banyak duit, maka anak kecil takkan ada yang tersenyum bahagia. Bukankah mereka belum punya uang? Jika kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh orang yang populer dan banyak penggemar, maka takkan ada warga desa di pelosok hutan yang tersenyum lebar saat memanen hasil kebunnya.

Mungkin kesenangan dapat dibeli, tapi tidak untuk kebahagiaan di dalam hati. Begitu.

Monday 14 March 2016

Berpikir Seperti Anak-anak






Berabagai persoalan hidup terlihat sangat pelik bagi orang dewasa. Ada banyak tahapan dalam menyelesaikan masalah yang harus dilalui. Mulai dari menganalisa masalah, menentukan akar masalah, mencari alternatif pemecahan masalah dan mempertimbangkan berbagai resiko terhadap eksekusi pemecahan masalah.

Begitu kompleksnya, masalah dalam keluarga seakan sama beratnya dengan permasalahan negara. Ambil contoh: masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme, korupsi dan lain-lain. Begitu banyak masalah, begitu kompleks kesulitan untuk mencarikan solusinya. Begitu pun dalam masalah keluarga: masalah finansial, ketakutan akan karir atau belum dapat pekerjaan, tuntutan biaya hidup yang makin tinggi, masalah pendidikan bagi anak-anak, dan lain-lain.


Berpikir seperti anak-anak

Ingatkah Anda, saat masih berusia belia? Usia dimana kita hanya disibukkan dengan bermain dan bergembira? Seluruh masalah dalam hidup ketika itu terlihat sangat simpel. sangat sederhana. Kalau lapar, ya makan. Kalau ngantuk, ya tidur. Selesai urusan..

Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan penambahan usia, cara berpikir kita semakin rumit dan kompleks. Ada banyak hal yang perlu perencanaan dan persiapan yang matang sebelum melakukan sesuatu. Hidup terasa bagai lautan masalah, yang ombaknya datang silih berganti.

Tapi benarkah kita tak bisa berpikir simpel? Sama simpelnya dengan cara berpikir anak-anak? Jawabannya bisa!


Kedisiplinan adalah kehormatan

Banyak pengalaman empiris yang telah membuktikan bahwa akar dari permasalahan hidup sebenarnya sangat sederhana. Akan tetapi manusia sendiri yang kadang membuatnya bertambah rumit.

Sebagai contoh, banyak orang yang dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya karena kedisiplinan, kerja keras dan kejujuran. Point utamnaya adalah: jika Anda ingin sukses, maka disiplinlah, Jika bisnis ingin berkembang, maka bertindaklah jujur.

Seperti kata Bill Gates, Jika Anda terlahir miskin, maka itu bukanlah kesalahan Anda. Tapi jika Anda meninggal dalam keadaan miskin, maka sudah pasti itu salah Anda sendiri. Artinya, jika ingin kaya, Anda harus disiplin dalam bekerja. Jika Anda ingin lulus ujian maka Anda harus disiplin dalam belajar. Jika Anda ingin dihormati, maka Anda harus disiplin waktu terhadap janji yang telah dibuat. Intinya adalah kedisiplinan merupakan kehormatan seseorang.


Peranan takdir

Betul bahwa Tuhan telah berfirman bahwa akan melebihkan harta sebagian orang terhadap yang lainnya. tapi bukankah Tuhan juga yang telah memerintahkan manusia untuk berikhtiar alias berusaha dalam hidupnya? Jadi, apakah masalah dalam hidup ini akan terlihat rumit atau sederhana, tergantung diri Anda.











Sunday 13 March 2016

Kecemasan, Wajarkah ?






Setiap manusia takkan pernah lepas dari rasa cemas dan kebingungan dalam hidupnya. Cemas dan bingung, apa bedanya? Ya, bingung adalah tindak lanjut dari rasa cemas yang tak kunjung memperoleh solusinya.


Periodisasi kecemasan dalam hidup

Secara garis besar, ada 3 periode kecemasan dalam setiap diri manusia, yaitu:

1. Saat masa kanak-kanak

Pada masa kanak-kanak, setiap orang mengalami kecemasan yang spesifik. Perasaan bahwa dirinya mahluk yang kecil, mahluk yang lemah dan serba tergantung oleh orang dewasa dan kedua orang tuanya menjadikan setiap orang pada masa ini diliputi rasa cemas. Setiap anak kecil akan merasakan kecemasan yang sama saat dirinya merasa belum aman (secure) terhadap lingkungannya.

2. Saat Dewasa

Periode ini, kecemasan pada manusia akan muncul pada usia-usia produktif, yaitu pada usia 20, 30, dan 40 tahunan. Pada masa ini manusia cenderung merasakan kecemasan terhadap:

  • Pekerjaan atau karir yang belum mapan
  • Kemampuan finansial
  • Takut bangkrut atau kehilangan pekerjaan
  • Takut akan ketiadaan supporting dari lingkungan, saat sesuatu yang buruk terjadi
  • danlain-lain
3. Saat lanjut usia

Pada periode ini, seakan manusia kembali memutar waktu kehidupannya. Ia kembali merasa menjadi mahluk yang lemah dan serba tergantung pada orang lain. Hampir sama ketika ia mengalami masa kanak-kanak. Bahkan mungkin lebih parah, karena ia telah mengalami masa-masa produktif dan kejayaan pada masa mudanya.


Tips mengatasi rasa cemas:
  1. Tariklah napas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan. Ulangi beberapa kali lagi untuk menenangkan pikiran Anda
  2. Selalu memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang berimbang
  3. Berpikirlah positif
  4. Dekatkan diri Anda pada Tuhan dan selalu berserah kepada-Nya
Semoga bermanfaat, ...