Wednesday 11 November 2015

Susah Tidur Meningkatkan Resiko Serangan Jantung




Problem insomnia, alias susah tidur, ternyata berpengaruh terhadap serangan gagal jantung. Dalam jangka panjang, problem susah tidur ini dapat meningkatkan tekanan darah dan berujung pada serangan jantung. Dalam sebuah penelitian di Norwegia disimpulkan bahwa ada keterkaitan secara signifikan antara insomnia dengan gagal jantung.

Sebagai tambahan informasi, gagal jantung atau serangan jantung telah mengakibatkan 55.000 orang meninggal setiap tahunnya di Amerika Serikat, menurut data dari Centers for Disease Control. Sebagaimana dilansir oleh Huffington Post, gejala-gejala insomnia yang beresiko meningkatkan serangan jantung antara lain:

  • Sulit untuk tidur
  • Sering terbangun pada saat tidur
  • Badan tidak merasa segar sewaktu bangun tidur
Dalam sebuah studi di Norwegia tersebut, terlibat 54.000 partisipan lelaki maupun perempuan dalam rentang usia 20 hingga 89 tahun. Pada awal penelitian, tak satupun di antara para partisipan yang memiliki keluhan gagal jantung. Selanjutnya, para peneliti mengumpulkan data tentang tidur mereka, dan rincian terkait gejala umum dari insomnia.

Para peneliti juga mengumpulkan data lain yang berhubungan dengan aspek lain dari kesehatan para partisipan, termasuk faktor resiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini memakan waktu selama 11 tahun. Dan hasilnya ?

Hasilnya adalah: selama periode penelitian, lebih dari 1.400 orang mengalami gagal jantung. Para peneliti melihat kemungkinan yang sangat signifikan adanya hubungan antara kejadian tersebut dengan gejala insomnia para partisipan. Pada akhir penelitian, disimpulkan bahwa insomnia yang berlangsung terus menerus, dapat meningkatkan resiko terkena serangan jantung pada seseorang.

Jadi, bagi Anda yang sering mengalami susah tidur, alias insomnia, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter, dan pastikan tekanan darah Anda pada level yang aman. 


























No comments:

Post a Comment