Wednesday 11 November 2015

Apakah Mengonsumsi Babi yang Telah Disterilisasi Tetap Haram ?




Bagi umat muslim, sudah jelas diharamkan mengonsumsi:

  • Daging babi
  • Daging bangkai
  • Darah
  • Binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah
Alkisah, seorang pria non muslim asal Perancis, yang juga penikmat babi betanya pada seorang ulama Arab:

"Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan kotoran dan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya ? Ditambah lagi dimasak dengan suhu tinggi, sehingga bila masih terdapat cacing pada daging babi, dipastikan akan mati. "

Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan orang Perancis ini, sang ulama menjawabnya dengan meminta agar si penanya menyediakan:
3 ekor ayam, terdiri dari 2 jantan dan 1 betina
3 ekor babi, terdiri dari 2 jantan dan ibetina

Kemudian, 3 ekor ayam itu dimasukkan dalam satu ruang kandang. Apa yang terjadi ? Ayam jantan yang satu dan yang lainnya saling berkelahi untuk memperebutkan si betina untuk dikawini.

Lalu sang ulama juga meminta agar 3 ekor babi juga dimasukkan dalam satu kandang. Apa yang terjadi ? Kedua pejantan babi itu malah saling bantu dalam menyetubuhi 1 babi betina. Bahkan terkadang sesama babi jantan bersetubuh melalui anusnya. Dan yang lebih menjijikkan lagi, ternyata anak babi yang sudah berumur cukup dewasa itu menyetubuhi betina yang ternyata adalah induknya sendiri.

Dari sini, sang ulama menjelaskan bahwa: Meski babi telah dianggap steril, tetap saja kelakuannya itu yang membawa dampak buruk bagi pengonsumsinya. Sang ulama berkata: "Karena itulah, kalian pemakan daging babi sangat mudah terjangkiti penyakit seks bebas. Anak dibawa orang lain tak dikenal, istri dipeluk dan dicium orang lain, tapi suaminya tak marah, selingkuh asal suka sama suka, sudah merupakan hal biasa. Dan banyak negara yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis. Ini sudah seperti tingkah kaum nabi Luth yang diazab !

Sebagai informasi tambahan, babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makanan tak tertandingi hewan lain. Ia akan memakan semua benda di depannya. Jika perutnya telah penuh, atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi.

babi akan memakan kotoran apapun yang ada di depan hidungnya. Entah itu kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tak ada lagi yang bisa dimakan. babi juga memakan sampah-sampah busuk dan kotoran lainnya. Ia juga satu-satunya mamalia yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama, jika dibiarkan.

Sehingga bagi umat Islam, manusia sebagai mahluk paling sempurna, tentu sangat merasa terhina, jika harus memakan daging binatang yang kotor jasad dan perilakunya. 

Dari segi ilmiah pun diperoleh kenyataan bahwa bahwa babi tetap saja tidak steril, karena penyakit babi terdapat pada DNA-nya, hingga sebersih apapun perawatan dan kandangnya, tetap saja penyakit dalam tubuh babi tidak dapat dihilangkan.

Satu lagi, Bahwa yang harus diperhatikan adalah: DNA babi sangat mirip sekali dengan DNA manusia. Bahkan seorang penjahat kanibal (pemakan daging manusia) di Jerman yang tertangkap, kemudian ditanya: Seperti apa rasanya daging manusia ? Dia menjawab: Seperti daging babi.

Hal lain yang perlu diketahui juga, bahwa cacing-cacing bahkan telurnya saja tidak akan mati, meski daging babi dimasak dengan suhu 100 derajat celcius. Cacing hanya akan mati jika dimasak dengan suhu yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi, jika dimasak dengan suhu yang terlalu tinggi, akan merusak daging. Dan malah daging tersebutlah yang berbahaya bagi manusia, walaupun cacing-cacingnya telah mati.

dari bentuk anatomi tubuhnya, babi sudah jelas tak memiliki ruas leher yang berarti tidak untuk dikonsumsi atau disembelih seperti hewan lainnya. Lalu buat apa babi diciptakan, jika tak boleh dikonsumsi manusia ?

Jawabannya adalah: Di dalam tubuh babi, ada hal yang bisa kita petik pelajarannya, dan kemudian kita hindari untuk memakannya. Dan yang paling penting, ini adalah sebentuk ujian iman bagi pemeluk agama Islam yang mengharamkannya. Apakah mereka akan taat pada aturan agama, atau justru ingin menentang dan melanggarnya.

(Sumber: panjimas.com)
















No comments:

Post a Comment