Monday 28 September 2015

Yuan, sang Kandidat Mata Uang Global







Kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping ke Washingthon DC pekan lalu, berbuah manis. Barack Obama memberikan dukungan terhadap Yuan sebagai mata uang global (Jawa Pos, 28-9-2015). Walaupun dukungan Presiden Amerika Serikat tersebut juga diiringi permintaan agar Negeri Panda tersebut mempercepat reformasi keuangan, namun dukungan tersebut sangatlah terpenting.

Dukungan Amerika tersebut akan membuat jalan yang lebih mulus untuk Yuan, yang selama ini telah menjelma menjadi mata uang kuat dunia, untuk menjadi World Reserve Currency. Jika ini terwujud, maka maka terciptalah keseimbangan baru mata uang yang akan merubah peta uang global dalam waktu dekat.

Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini memang tengah melakukan re-view, apakah Yuan dapat dimasukkan ke dalam Special Drawing Right (SDR) atau tidak. Anda tahu, SDR adalah kelompok mata uang yang dipergunakan sebagai alat pembayaran dan cadangan internasional. Setiap lima tahun sekali, IMF memang rutin me-review mata uang mana saja yang bisa menjadi penentu SDR.

Tercatat sejak tahun 1999 sampai dengan sekarang, komposisi SDR adalah:
  1. Mata uang USD
  2. Mata uang Euro
  3. Mata uang Yen
  4. Mata uang Poundsterling
Hingga hasil review terakhir pada tahun 2010, komposisi SDR sebagaimana daftar di atas belum pernah berubah. Akan tetapi sejak itu juga, banyak yang menyuarakan mata uang Tiongkok, Yuan menjadi bagian SDR menjadi semakin kencang. Fakta yang mendasari usulan tersebut adalah Tiongkok telah menjelma menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, bahkan melebihi Jepang dan Inggris.




Bukan hal yang mengejutkan, jika nantinya IMF akan memasukkan Yuan ke komposisi SDR pada bulan depan. Sebab sesuai jadwal, IMF akan kembali me-review komposisi SDR pada bulan Oktober. Lalu apa saja implikasi dari fenomena ini ? Berikut proyeksinya:
  • Menurut seorang analis dari Standard Chartered dan AXA Investment Managers, seperti yang dilansir Bloomberg, sedikitnya USD 1 triliun cadangan devisa global akan dikonversi menjadi aset Tiongkok jika yuan bergabung ke dalam SDR. Akibatnya tentu nilai tukar Dolar AS akan terdepresiasi.
  • Terjadi peta baru mata uang global, karena nilai Dolar AS terhadap mata uang global termasuk Rupiah tentu juga akan ikut turun
  • Keuntungannya adalah nilai tukar Rupiah akan sedikit menguat terhadap nilai tukar Dolar AS
  • Status mata uang global bagi Yuan juga akan mempermudah transaksi ekspor-impor RI dengan Tiongkok. Apalagi memang selama ini Tiongkok menjadi  mitra utama perdagangan Indonesia
  • Para eksporter dan importer Indonesia tidak perlu lagi mengonversi Rupiah ke dalam USD, karena bisa langsung ke Yuan
  • Akibatnya, permintaan USD akan melorot tajam, sehingga harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia seperti minyak sawit (CPO) dan batu bara bisa terdongkrak naik
  • Ancaman krisi ekonomi, akibat fenomena Super Dollar, dapat diminimalisir.
















No comments:

Post a Comment