Friday 18 September 2015

Soichiro Honda Hanya Butuh Keberhasilan Satu Persen






Kisah sukses Soichiro Honda berikut ini adalah contoh bahwa Seorang wirausahawan tidak boleh hanya melihat keberhasilan yang ia peroleh, tetapi hendaknya juga belajar dari kegagalan-kegagalan Honda dalam menggeluti industri otomotif. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99 % kegagalan saya, kata  Soichiro Honda.

Honda berasal dari keluarga miskin

Soichiro Honda bukanlah tipe murid pandai di sekolah. Kehidupannya pun sangat susah karena lahir dari sebuah keluarga miskin di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah. Lelaki kelahiran 17 November 1906, ini bukanlah siswa yang memiliki prestasi di sekolah. Di kelasnya, Honda tak pernah duduk di depan dan malah menjauh dari pandangan guru. "Nilai saya jelek di sekolah, Tapi saya tidakbersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor dan sepeda," tutur founder kerajaan industri otomatif "Honda" tersebut. Merek kendaraan yang saat ini merajai jalanan di dunia maupun di Indonesia ini dirintis Honda melalui banyak cobaan dan kegagalan. Honda sempat jatuh sakit parah, kehabisan uang dan dikeluarkan dari kuliah. Semuanya tak membuatnya berhenti dan menyerah. Honda terus bermimpi dan berninpi untuk mewujudkan cita-citanya.

Honda dan kecintaannya terhadap mesin

Perihal kecintaan Honda terhadap mesin, mungkin menurun dari keahlian sang ayah yang pernah membuka bengkel reparasi alat-alat pertanian Di Shizuko, Jepang. Sang ayah sering memberikan Honda catut untuk mencabuti paku. Honda kecil juga senang bermain di tempat penggilingan padi untuk mengamati mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Kalau sudah begitu, ia betah ber jam-jam berdiam diri dan mengamati mesin tersebut. Pernah ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya untuk menyaksikan dari dekat sebuah pesawat terbang. Kecintaannya terhadap mesin, tidaklah keliru. Pada usianya yang ke-12, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.

Honda memulai karirnya menjadi usahawan otomotif

Impian Honda untuk menjadi seorang usahawan otomotif tak pernah padam. Ia menyadari kondisi ekonomi keluarganya yang miskin. Honda juga minder dengan wajahnya yang tidak tampan dan fisiknya yang lemah. Berbagai hal tersebut menginspirasi Honda untuk bertekad merubah nasib. Saat usianya menginjak 15 tahun, ia memutuskan hijrah ke kota Jepang. Beruntung, ia diterima di Hart Shokai Company.

Nasib baik mulai menghampiri Honda. Sang majikan, Saka Kibara sangat senang dengan etos kerja Honda. Honda juga sangat teliti dan cekatan dalam memperbaiki sebuah mesin. Jika ia mendengar setiap suara yang mencurigakan pada sebuah mesin, ia akan segera mengeceknya tanpa disuruh. Termasuk setiap oli mesin yang bocor selalu menjadi perhatiannya. Keahlian dan wawasannya tentan permesinan langsung terasah selama 6 tahun bekerja di tempat itu. Hingga pada akhirnya, sang majikan mengusulkan pembukaan kantor cabang di Hamamatsu. Honda yang saat itu berusia 21 tahun diberi tugas mengelola kantor baru tersebut.


Prestasi Honda berlanjut di Hamamatsu. Ini dibuktikan dengan kesanggupannya untuk menerima reaparasi mobil pengunjung yang telah ditolak di bengkel lain. Honda bekerja dengan semangat dan efisien.Pekerjaannya juga cepat dan tak pernah berhenti sebelum mobil pelanggan bisa berjalan kembali. Karena prestasinya itu, ia kebanjiran pelanggan dan bekerja hingga larut malam, bahkan sampai pagi.

Hak Paten Honda yang Pertama

Dari pengamatan Honda, jari-jari mobil pada saat itu terbuat dari kayu, sehingga tak mampu untuk meredam guncangan kendaraan. Muncullah gagasannya untk mengganti ruji-ruji kayu tersebut dengan bahan logam. Hasilnya di luar dugaan. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Inilah momentum keberhasilan Honda. Saat ia menginjak usia 30 tahun, Honda menandatangani hak patennya yang pertama.

Kegagalan-kegagalan Honda

Karena memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan berani berspekulasi, Honda banyak menemui kegagalan dalam merintis usahanya, sebelum akhirnya menggapai kesuksesan. Berikut rangakaian kegagal Honda:
  • Setelah menciptakan ruji dengan logam, Honda melepaskan diri dari bosnya dan membuat ring piston untuk ditawarkan kepada Toyota pada tahun 1938, dan mengalami penolakan
  • Akibat penolakan Toyota, teman-teman Honda menyesalkan keputusannya untuk keluar dari bengkel. Akibatnya Honda jatuh sakit serius selama dua bulan
  • Honda dikeluarkan dari kuliah setelah dua tahun menjadi mahasiswa karena jarang mengikuti perkuliahan.
  • Saat desain ring piston-nya diterima Toyota, Honda mengajukan batuan dana kepada pemerintah untuk membangun pabrik. Sayang permintaannya ditolak, karena saat itu Jepang bersiap menghadapi perang
  • Saat berhasil menghimpun modal dari sekelompok orang, pabrik yang ia bangun terbakar sampai dua kali
  • Musibah selanjutnya adalah gempa bumi yang menerpa pabriknya. Karena bangunan pabrik hancur, Honda memutuskan menjual pabrik ring piston-nya ke pihak Toyota
  • Honda melakukan beberapa usaha setelah itu dan berakhir dengan kegagalan
  • Pada tahun 1947, setelah Jepang kalah perang, kondisi ekonomi negara tersebut porakporanda. Bensin mengalami kelangkaan. Honda tak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya


Honda menuju puncak kesuksesan

Dalam keadaan terdesak, Honda memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka sepeda bermotor, yang akan menjadi cikal bakal lahirnya "sepeda motor Honda" itu diminati oleh para tetangga. Kemudian banyak orang berbondong-bondong memesan kendaraan tersebut, hingga Honda kehabisan stok. 

Peristiwa inilah yang mengilhami pendirian pabrik motor Honda. Hingga saat ini bukan hanya sepeda motor, tapi mobil buatan pabrik Honda juga telah menyesaki jalanan di seluruh dunia. Sang tokoh akhirnya meninggal pada usia 84 tahun karena penyakit lever yang dideritanya dan sempat dirawat di RS Juntendo, Tokyo Jepang.



















No comments:

Post a Comment