Wednesday 20 January 2016

Hiperhidrosis (Keringat Berlebih) Bagaimana Cara Mengatasinya ?





Manusia tak pernah lepas dari aktivitas yang dapat mengeluarkan keringat. Semakin besar intensitas dalam beraktivitas, maka akan semakin besar pula keringat yang dihasilkan oleh tubuh. Secara mengagummkan tubuh manusia dilengkapi oleh kelenjar keringat yang berfungsi:

  • Mengatur suhu tubuh
  • Mengatur kadar cairan dalam tubuh
  • Mengatur kadar garam di dalam tubuh
Nah, yang menjadi masalah adalah ketika seseorang mengalami hiperhidrosis (keluarnya keringat secara berlebihan) maka akan merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Kondisi hiperdrosis secara umum ditandai oleh basahnya telapak tangan oleh keringat. Namun keluarnya keringat tersebut tak berbanding dengan kondisi  atau aktivitas yang dilakukan orang tersebut.


Apa itu hiperdrosis ?

Menurut dr. Roodney Sinclair, seorang ahli dermatolog dari University of Melbourne, Australia, sebagaimana dikutip dari ABC Australia, (20-1-2015), seseorang dapat dikatakan mengalami hiperdrosis apabila mengeluarkan keringat mulai dari 100 mili liter bahkan sampai 9 liter dalam satu hari seperti yang terjadi pada para atlet olah raga. Akan tetapi, keringat yang keluar dalam jumlah banyak tersebut tak sebanding dengan aktivitas dan kondisi yang dialami orang tersebut.


Apa penyebab terjadinya hiperdrosis ?

Sampai dengan saat ini penyebab terjadinya hiperdrosis pada manusia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi sebagian ilmuwan sangat percaya bahwa hiperdrosis terjadi karena terutama dipicu oleh masalah yang terjadi pada sistem saraf.


Bagaimana cara mengatasi hiperdrosis ?

Menurut dr. Roodney Sinclair, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya hiperhidrosis, antara lain:


1. Menggunakan antiperspirant

Cara ini adalah cara yang paling sederhana dan praktis. Penggunaan antiperspirant lebih banyak disukai karena sangat mudah mendapatkannya di pasaran. Antiperspirant diketahui mengandung alumunium klorida dan alumunium klorohidrat  yang bekerja dengan cara menyumbat saluran keringat sehingga dapat menghambat proses sekresi oleh kelenjar keringat.


2. Menggunakan antikoligenik

Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapat obat antikoligenik yang dapat menghentikan produksi keringat. 


3. Berkonsultasi dengan ahli dermatolog

Apabila obat antikoligenik dari dokter tetap tidak menyelesaikan masalah juga, maka disarankan agar anda berkonsultasi dengan ahli dermatolog, untuk memastikan apakah ada kondisi khusus yang berhubungan dengan hiperhidrosis yang diderita.


4. Menjalani terapi iontophoresis

Beberapa faktor dapat terkait dengan hipertiroid, hipoglikemi (gula darah rendah), menopause, diabetes, obesitas atau adanya tumor bisa saling terkait dengan hipohidrosis. Dengan melakukan observasi yang tepat, selanjutnya dokter akan memilih terapi yang diperlukan seperti iontophoresis, yaitu dengan melibatkan aliran listrik ke kulit agar air atau obat dapat menghentikan keringat.


5. Menjalani suntikan botoks untuk melumpuhkan saraf pada kelenjar keringat

Salah satu cara berikutnya untuk mengatasi keringat berlebih akibat hiperhidrosis adalah dengan terapi suntikan baotoks yang bertujuan untuk melumpuhkan saraf pada kelenjar keringat.


6. Memotong kelenjar keringat dalam proses sympathectomy

Cara terakhir yang dapat dilakukan untuk mengatasi hiperhidrosis adalah dengan memotong kelenjar keringat dalam proses sympathectomy. Yang perlu diperhatikan adalah Anda diharuskan melibatkan ahli anastesi untuk melakukan pemblokiran saraf, jika masih merasa tidak nyaman saat disuntik pada telapak tangan atau bagian kaki Anda.











No comments:

Post a Comment