Wednesday 17 February 2016

Menjadi Lilin Bagi Diri Sendiri






Kata orang bijak,"Daripada engkau menggerutu pada kegelapan, lebih baik nyalakan sebatang lilin." Kalimat tersebut terasa sangat relevan pada saat-saat ini. Lihat saja tayangan televisi dan halaman surat kabar. Anda akan menemukan berbagai macam keruwetan dan masalah yang terpampang nyata di depan mata. Mulai tarik ulur revisi Undang-undang KPK, kontroversi pembangunan rel kereta api cepat Jakarta-Bandung, ancaman terorisme, kisruh dualisme partai, dan sebagainya.

Para elit politik sibuk beradu argumen dan mencari pembenaran atas pendapatnya. Kadang mereka tampak bersitegang memperjuangkan kepentingan rakyat, tapi di kemudian hari kita sadar bahwa mereka lebih tertarik memperjuangkan kepentingannya sendiri.

Kita hanya bisa mengelus dada, saat dipertontonkan sandiwara politik para elit partai-partai politik. Di dalam hati, timbul suatu tanya, "Jika mengurus partai saja mereka tidak becus dan selalu ribut, bagaimana mungkin mereka bisa mengurus negara ini?"

Keruwetan tersebut seakan tak berpangkal dan tak berujung. Masalah demi masalah yang melingkupi kehidupan kita seakan bagai mendung gelap yang tak bertepi. Kita jenuh dengan berbagai permasalahan yang datang silih berganti. Kita jelas muak dengan kelakuan para elit politik yang tak kunjung selesai bertikai. Tapi mungkin para elit politik juga tak sudi (baca: muak) memandang wajah rakyat yang dulu berjuang mengantarkannya duduk di kursi kekuasaan. Mungkin mereka berpikir bahwa rakyat hanyalah sekumpulan bebek yang mudah digiring saat mereka menginginkannya.

Jadi, di tengah kegelapan ini, akan lebih baik rakyat berpikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pernah berharap para elit politik peduli pada kesulitan mereka. Daripada terus mengutuki kelakuan para elit politik, lebih baik kita menjadi penerang bagi diri sendiri.

No comments:

Post a Comment