Wednesday 10 February 2016

Hidup Tenang dan Damai





Benar kata banyak orang, bahwa bulan Januari adalah bulan dimana terjadi hujan sehari-hari. Bahkan ketika telah menginjak bulan Pebruari ini, hujan tetap mengguyur beberapa wilayah di Indonesia. Bagi sebagian orang, musim hujan adalah keberuntungan. Akan tetapi, di sisi lain, ada juga yang tak menyukai musim hujan.

Bagi petani tembakau, yang menyukai lahan tak terlalu berair dan memerlukan sinar matahari untuk menjemur daun tembakau, akan kelabakan bila musim hujan tak segera berlalu. Lain lagi dengan pak Peni yang menjadi seorang buruh tani. Baginya, air hujan adalah berkah bagi tanaman padinya. Lalu apakah semua menjadi 'baik-baik saja' bagi pak Peni dan keluarganya ?

Ternyata tidak. Musim hujan membawa sisi lain yang harus diwaspadai bagi keluarga pak Peni dan seluruh warga masyarakat lainnya. Pada musim seperti ini, terutama masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan, terdapat ancaman wabah yang diakibatkan nyamuk aedes agepty, berupa penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Surti, istri pak Peni, juga mencemaskan wabah penyakit di musim penghujan yang tak pernah absen mengganggu ketentraman warga. "Pokoknya, harus hati-hati, harus jaga kebersihan, dan nurut apa yang dibilang mantri kesehatan desa," kata Surti yang disimak dua orang anaknya.

Wabah demam berdarah selalu terjadi setiap tahun, meski petugas kesehatan telah berupaya menekan dan meminimalisir dengan segala macam cara. Salah satunya dengan kampanye gerakan 3 M (menguras, menutup dan mengubur) tempat-tempat air atau wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta melaksanakan fogging (pengasapan) di lingkungabn perumahan warga, untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa.

Sejatinya wabah demam berdarah hanyalah salah satu dari sekian masalah yang melingkupi manusia hidup. Itu adalah warna-warni, dinamika dan harus dihadapi dengan sabar oleh setiap warga masyarakat. Di luar itu masih terdapat banyak masalah, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), biaya hidup yang semakin tinggi, sembilan bahan pokok (sembako) yang kian mahal dan lain-lainnya.

Walaupun itu semua adalah keniscyaan dan dinamika kehidupan, akan tetapi manusia sedapat mungkin mengantisipasi, mewaspadai dan terud berupaya hidup dengan tenang dan damai. Mungkin benar bahwa kehidupan ini mendatangkan banyak masalah dan kesedihan. Akan tetapi tugas manusia adalah mengupayakan kebahagiaan bagi hidupnya. "Kalau kelas-nya seperti kita ini, pak, ya pasrah saja kepada Gusti Allah yang Maha Kuasa," tutur Surti kepada suaminya.

Pak Peni setuju dengan pendapat istrinya. Ia teringat oleh nasehat Gus Rofiq, yang dikenal sebagai tokoh agama di kampungnya, pernah menyatakan, bahwa manusia hidup itu harus seimbang (tidak ngoyo) dan jangan terlalu berambisi. Untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian hidup, seseorang tidak boleh suka menyakiti orang lain, jangan suka iri terhadap rejeki orang lain dan ikhlas menjalani takdirnya.

Dalam kesempatan lain, pak Kemat, kepala desanya, juga pernah memberinya wejangan,  " Di zaman 'gila' ini, orang-orang yang tidak ikut-ikutan 'gila' bakal tidak kebagian." Pak Kemat kemudian melanjutkan, "Akan tetapi seberapapun untungnya orang 'gila', masih lebih beruntung orang yang waras dan tetap waspada."

Lain lagi dengan nasehat kyai Mustaqim, yang menekankan bahwa hidup di dunia ini tidaklah kekal. Menurut sang kyai yang dipercaya sebagai trah atau titisan kyai ternama ini, orang sakit, sehat, sedih, bahagia, dan lainnya, adalah ujian dari Allah SWT. Sekecil papun, manusia akan mengalami berbagai kondisi tersebut. Jangankan manusia biasa, nabi yang menjadi kekasih Allah saja, bahkan mengalami ujian yang luar biasa.

Hujan masih terus merinai di balik jendela rumah pak Peni. Hawa dingin yang tadi terasa menyiksa agak berkurang dengan perbincangan ringan yang hangat di ruang makan. Bulan masih enggan menampakkan diri di balik selimut mendung. Surti beringsut ke dapur untuk menyiapkan makan malam bersama suami dan kedua anaknya. Di dalam hati, pak Peni berdo'a pada Gusti Allah Sang Pemberi Rejeki, agar dikaruniai kehidupan yang tenang dan kecukupan dalam damai.




















No comments:

Post a Comment